Minggu, 25 Agustus 2013

HERO (Oneshoot)


Title : HERO

Length : Oneshoot

Rating : Teenager

Genre : Sad, Romance

Author :Sky_100324

Cast / Pemain :
Choi Sooyoung
Cho Kyuhyun

Support Cast : You can check it ^^

Backsound:
HERO – Super Junior
Promise You - Super Junior K.R.Y.
It Has To Be You - Yesung Super Junior

Note : Cast di FF ini hanya saya pinjam. Dilarang keras meniru FF ini. SIDERS, PLEASE GO AWAY OR I KILL YOU! ._.


Happy Reading..

Aku hanya menatap punggungnya dari belakang sini. Membiarkannya duduk di balkon rumahku, membiarkan ia menatap langit malam dari depan kamarku. Aku hanya tersenyum saja di balik punggungnya, membiarkannya asyik menengadah ke langit.

“Hei.”Aku menepuk bahunya lembut, berusaha tidak menimbulkan efek kekagetan. Dia menoleh ke arahku, lalu membentuk sebuah senyuman manis yang selalu kutunggu. Sayangnya, senyuman itu bukan senyum bahagia. Senyuman sakit, senyuman sebuah penungguan untuk seseorang yang sudah pergi selamanya.

“Kau sedang apa?”tanyaku seraya duduk bersila di sebelahnya. Wajahnya pucat beberapa hari ini, dari Ahra aku tau kalau Kyuhyun akhir-akhir ini lebih memilih menyendiri. Dan, aku tau penyebabnya. Semenjak yeojachingu Kyuhyun dan sahabatku, Seo Joo Hyun, pergi ke surga karena sebuah kecelakaan mobil, Kyuhyun lebih memilih menyendiri. Aku sudah jarang melihatnya bermain game. Separah inikah efek ditinggalkan Seohyun?

“Hanya sedang melihat bintang.”jawabnya cuek.

“Jawabanmu selalu saja. Kalau kau mau melihat bintang, untuk apa ke balkon rumahku?”tanyaku heran.

Kyuhyun menoleh ke arahku, lalu tersenyum ke arahku. Sayangnya, matanya sayu. Sayu karena mungkin saja, menunggu Seohyun. Aku juga tidak tau apa penyebabnya. Tapi, itu benar. Matanya sayu, menyiratkan luka yang dalam.

“Dari balkonmu, aku serasa lebih dekat melihat bintang. Aku selalu membayangkan, kalau bintang itu Seohyun.”

Aku hampir saja terlompat ke belakang, sayangnya aku terlalu pintar menguasai dirku. Aku hanya tersenyum manis, walau sebenarnya pahit sekali rasanya. Aku ingin menangis, tidak, mungkin saja aku ingin Seohyun kembali. Terlalu sakit rasanya membiarkan orang yang kau cintai, selalu menunggui orang yang ia cintai yang nyatanya yang tidak pernah akan kembali lagi. Itu sama membiarkan diriku jatuh ke lubang neraka.

“Oh.”hanya itu yang kuucapkan. Air mataku hampir menggenang, jadi hanya itu yang kuucapkan. Aku takut jika aku mengucapkan lebih banyak kata, air mataku akan meluncur turun dan aku tidak mau itu terjadi. Setidaknya, bukan untuk sekarang.

“Aku harus pulang sepertinya.”Aku mendongak, hanya melihat datar Kyuhyun yang tengah berdiri dan merapikan jaketnya. Ya, aku dan Kyuhyun adalah sahabat dari kecil, rumah kami hanya terpaut 2 rumah saja.

Ketika kami menginjak kelas 3 SMA, aku bersahabat oleh beberapa perempuan dan salah satunya adalah Seohyun. Keberuntungan tidak selalu ada di hidupmu, dan itu yang kurasakan ketika itu. Suatu hari, Kyuhyun memberitauku kalau ia menyukai Seohyun. Aku tau, aku hancur saat itu. Tapi, aku mendekatkannya pada Seohyun dan mereka berpacaran.

Aku menangis ketika aku tau itu. Dengan Yoona, salah satu sahabat terbaikku, kuceritakan seluruh keluh kesahku padanya. Ia memarahiku kenapa aku begitu bodoh, tapi ia memujiku karena memilih untuk mengorbankan diri, karena itulah makna cinta sebenarnya. Suatu hari nanti, aku akan menemukan takdirku, itu kata Yoona.

Yoona mengatakan padaku "Kau bodoh tetapi pintar."

Jelas saja, dia marah. Bagaimanapun, siapa juga sahabat yang tidak marah ketika sahabatnya yang lain menyerahkan orang yang ia cintai pada salah satu sahabat terbaiknya juga?
 
Dan, 2 minggu yang lalu, tepat setelah pulang dari kampus, Seohyun dan Kyuhyun pergi bersama ke sebuah toko buku. Dan, semuanya terjadi. Kecelakaan mobil yang parah, Kyuhyun kehilangan kendali remnya sehingga mobil yang ditungganginya bersama Seohyun, menabrak sebuah truk. Seohyun terlempar sekitar 200 km dari mobil, dan Kyuhyun mengalami patah tulang yang cukup berat. Ia baru siuman sekitar 1 minggu lalu, dan setelah ia tau Seohyun meninggal, ia berubah drastis.

Jaljayo, ne.”ucapku hangat, kepalaku masih menengadah ke arah langit. Bisa kudengar balasannya yang mengucapkan balik padaku, dan selanjutnya terdengar sebuah pintu yang ditutup.

Aku memejamkan mataku. Aku harus kuat. Aku harus seperti pahlawan. Menjaga Kyuhyun, selalu bersamanya layaknya ia seorang anak kecil. Aku akan menjaganya.

Walau aku tau, tidak selamanya aku akan menjaganya.

 ***

I see my girl, listen to me
If you want, I can be your hero
I’m saying it to you, take my hand


***

Aku sedang ada di kampus sekarang, tepatnya sedang ada di kantin Kyunghee University. Dengan semangkuk sereal, aku terus membaca sebuah buku biologi untuk pelajaran Jessica Seongsaengnim. Nilai biologiku sangat bagus pada minggu kemarin, dan aku ingin terus mempertahankannya. Tepatnya, mempertahankan gelar siswa teladan di dalam diriku.

“Sooyoungie!”Sebuah dorongan yang tidak terlalu keras menghampiri tubuhku, dan teriakan itu adalah sebuah suara khas yang sangat kukenal, semenjak dari kelas 3 SMA. Aku menoleh ke asal suara, menatap tajam sang peneriak tadi.

“Kau tau kan, kalau aku sedang belajar, Yoongie?”tanyaku kesal. Yoona, gadis cantik itu hanya tertawa sambil menyendok serealku. Aku menyikut tangannya dan ia hanya terkekeh saja. Mungkin ini sudah takdirku, kalau aku punya sahabat yang baik dan cantik, tapi rakusnya dan kejahilannya sudah ada di bawahku sedikit.

“Belajar biologi, ne?”tanyanya sambil melihat judul bukuku. Aku mengangguk, lalu menyeruput jus jerukku yang sudah dingin.

"Jadi, kau mengambil tawaran Victoria Seongsaengnim kemarin?"tanya Yoona ceria. Aku meliriknya sekilas, masih belum mengeluarkan suaraku.
"Sedang kupikirkan."gumamku pelan, mataku masih menatap lekat buku biologiku. "Mmm.. Iya."

"Kau mengambilnya atau tidak?"desak Yoona sambil menggoyangkan lenganku. Aish.. Dasar kanak-kanak!
"Kau tau kalau itu cita-citaku, dan ada kemungkinan sekitar 99% untuk setuju."balasku santai. Bisa kulihat raut wajah Yoona yang terdiam.

"Bagaimana dengan Kyuhyun?"
"Entah."aku mengangkat bahuku lagi, menyeruput kembali jus jerukku. "Kuharap ia setuju."

Hening.

"Kau semakin menurunkan moodku hari ini."
Aku menatapnya heran, dan sedetik kemudian dia melanjutkan kata-katanya. "Sehabis ini, aku ada pelajaran Yunho Sangjanim.”ujarnya tak semangat. “Aku membencinya.”

Aku tergelak, lalu segera menutup mulutku ketika ia menatapku tajam. Aku kembali menyendok serealku yang ada di dekat Yoona, sambil terus membaca buku biologiku.
“Kenapa membencinya?Kurasa, Yunho Sangjanim adalah salah satu sangjanim yang sikapnya baik.”
“Dan, disiplin.”potong Yoona cepat. “Kedisiplinannya sangat tinggi.”

“Hei.”sahutku cepat sebelum ia terus mencerocos dan membuatku menjadi tidak fokus belajar biologiku. Aku menunjuk ke sesosok namja yang berdiri ambang pintu, sontak Yoona langsung memandang namja yang kutunjuk juga.
“Donghae sudah datang. Aku pergi dulu. Fighting, Yoongie!”Aku dengan cepat merapikan bukuku dan meraih jaketku cepat. Aku mengedipkan sebelah mataku dengan cepat, dan segera berlari ke arah namjachingu Yoona itu.

“Yoona ada disana. Aku duluan, ne.”Aku mengedipkan sebelah mataku pada Donghae, yang hanya disambut senyuman manis dari namja itu. Aku lalu berlari meninggalkan mereka, ke taman belakang kampus. Sampai deringan dari teleponku masuk.

Kyuhyun
Datang ke rumahku setelah jam kampusmu selesai. Aku ingin menanyakan sesuatu.

Aku mengerutkan keningku heran. Menanyakan sesuatu?

Entah kenapa, perasaanku tidak enak.

Aku menepis semua pikiran burukku, lalu berlari kembali ke kampus.

***

Kimiga moshimo tsumazuku tokiniwa dareyori ichibani tewo sashinoberu bokude itaiyo sobani isasete

Kudengar sebuah lantunan lagu dari penggalan lagu Promise You milik  sub group boyband penyebar Hallyu yang terkenal di seantero dunia, Super Junior K.R.Y. Kuketuk pintunya pelan, lalu kubuka dengan pelan pula. Kyuhyun, duduk di balkonnya, melantunkan lagu bergenre ballad itu.

Annyeong, Kyu.”aku tersenyum padanya. Kyuhyun lalu menoleh, menatapku dari dekat. Tatapan tajam itu sukses membuatku selalu meleleh.

“Aku sudah tau semuanya.”
Aku menegang, tubuhku seperti menempel di lantai. Kyuhyun mulai mendekat ke arahku, lalu berhadapan denganku. Ia menatapku, sama seperti yang kulakukan, menatapnya dengan dalam.
“Kau adalah orang pertama yang menyelamatkanku.”

Tiba-tiba, otot kakiku lemas. Aku menatap Kyuhyun sedih, dan Kyuhyun hanya menatapku dengan tatapan yang mungkin saja.. Kecewa?Itu wajar. Aku menyelamatkannya terlebih dahulu, sedangkan Seohyun aku menitipkannya pada Changmin. Aku tau itu salah, tapi yang sudah kukatakan tadi, aku akan berusaha menjaga Kyuhyun. Aku juga tidak memberitau Kyuhyun, sengaja. Aku takut, sangat takut kalau nantinya Kyuhyun akan marah padaku.

“Kau tau dari mana?”kuberanikan untuk bertanya padanya. Kyuhyun hanya menatapku tajam. Aku tau, aku salah. Aku tau, seharusnya aku menyelamatkan Seohyun. Tapi apa salah, kalau aku menyelamatkan orang yang sangat kucintai terlebih dahulu?Tidak ada peraturan Undang-undang di Korea Selatan yang mencantumkan itu, bukan?
“Kenapa kau tidak menyelamatkan Seohyun terlebih dahulu?”

“Apa salah kalau aku menyelamatkanmu terlebih dahulu?”tanyaku dengan nada sesak. Air mataku mulai menggenang di pelupuk mataku. “Memang tidak boleh, eoh?”
Kyuhyun diam, masih memandangku. Aku menatapnya sesak, dan perlahan air mataku turun begitu saja. Membuncah tanpa dapat kukendalikan. Kuhapus air mataku kasar, berusaha tidak membuat Kyuhyun curiga.

“Kau tau kan, kalau Seohyun adalah kebahagiaanku?”lirihnya. Aku hanya mengangguk, di balik nyatanya air mataku.

“Dan, apa kau tau, kalau kau adalah kebahagiaanku juga?”sekarang aku yang berlirih. Hatiku sesak, sangat sesak rasanya. Bisakah Kyuhyun mengerti kondisiku?Bisakah Kyuhyun mengerti perasaanku, sekarang juga?

Aku tau, ini terkesan egois. Tapi, ini yang kuinginkan. Ingin diperhatikan orang yang kau suka, ingin dilihat orang yang kau suka. Tapi, tidak pernah dilihat. Apa aku makhluk tak terlihat?Bertahun-tahun kami mengenal, tapi kenapa ia tak mengerti aku juga?

“Kenapa aku adalah kebahagiaanmu?”
“Karena..”aku mengambil nafas panjang. “Aku mencintaimu.”

Kyuhyun memandangku heran. Aku menghapus air mataku kasar, lalu tersenyum kecut. Ada sedikit rasa lega dalam diriku karena berhasil mengatakannya.
“Aku pergi dulu. Kamshamnida atas selama ini.”aku membungkuk 90 derajat, sesuai tradisi orang Korea. Sedetik kemudian, bisa kudengar pertanyaan yang meluncur dari mulutnya.
“Kau mau kemana?”

Aku tersenyum, berlagak sok misterius. Sejujurnya, aku sangat ingin memberitahunya. Tidak, terlalu nihil. Aku membalikkan badanku, lalu memutar kenop pintu.
“Sampai jumpa, Kyu.”kataku semangat, lalu menutup pintu kamarnya. Ya, sampai jumpa, Kyu. Sampai jumpa, cintaku.

***

“Hiks.. Kau jahat, Youngie.”aku hanya tersenyum dan menepuk bahu Yoona lembut. Sekarang tanggal 13 Februari, seharusnya aku ada di rumah sekarang. Merayakan genap 10 tahunnya persahabatan aku dan Kyuhyun berjalan. Tidak, itu terlalu mustahil.

Aku akan meneruskan kuliahku di Paris, lalu segera mengejar cita-citaku menjadi model nantinya. Tawaran ini yang diberikan Yuri Seongsaengnim yang kumaksud. Yuri seongsaengnim bilang, selera fashionku cukup tinggi.
Soojin, eonnieku tercinta, sempat melarangku untuk pergi, terlebih keberangkatannya adalah tanggal 13 Februari. Tapi, aku keras kepala. Aku tetap pada keyakinanku.

Dan, aku semakin yakin, Kyuhyun tidak akan mencegahku untuk tidak pergi.

“Hei. Jangan menangis. Masih ada Donghae dan teman-teman yang akan menjagamu.”hiburku lembut. Yoona masih menangis, ia lalu memelukku erat. Ia terus menangis, dan membuat jaket berwarna dark blue yang kukenakan basah.

Jaket berwarna dark blue ini, adalah hadiah dari Kyuhyun ketika kami merayakan 7 tahun genapnya persahabatan kami. Aku memberikan gelang, dan dia jaket. Kenangan itu terlalu manis untuk dikenang, sampai-sampai membuat rasanya pahit ketika dikenang.

“Kau belum memberitaukan perasaanmu pada Kyuhyun?”
“Sudah, kok.”jawabku sambil melepas pelukan kami. “Aku sudah memberitaunya.”
“Dan, jawabannya?”
“Jawabannya – “sebuah suara bass yang sangat kukenal, tiba-tiba menyela jawabanku yang akan kuberikan pada Yoona.

“Kenapa kau tidak memberitauku lagi, eoh?”
Aku menoleh ke belakangku, dan segera terdiam. Mungkin saja, aku memang terlalu pintar menguasai diriku, dan yang kulakukan hanyalah terdiam. Bukan menutup mulutku layaknya sebagian orang. Walau begitu, semua rasa histeris, terkejut,dan kaget mengalir di dalam tubuhku dengan sangat deras. Kyuhyun, namja itu tengah berdiri di belakangku, tengah mengenakan gelang berwarna dark blue pula!Kyuhyun tersenyum ke arahku, lalu segera mengusap rambutku lembut.

“Lagi-lagi, kau tidak memberitauku.”
Aku tersenyum, lalu memeluk Kyuhyun erat. Aku tau ini gila, tapi rasanya pelukannya hangat. Walau aku sering dipeluknya seperti ini, tapi yang ini berbeda. Sangat.

“Akhir-akhir ini, aku sering menulis surat.”curhatnya sebelum aku naik pesawat. Aku terkekeh.
“Oh, ya?”
“Ne.”Kyuhyun merogoh sakunya, lalu mengeluarkan sebuah amplop. “Untukmu.”

“Untukku?Apa ini hadiah atas 10 tahun persahabatan kita?”candaku sambil menatapnya. Kyuhyun hanya tersenyum, lalu beranjak. Ia akan kembali ke rumahnya, dan kuharap ia bisa menemukan pengganti Seohyun.
Aku membuka surat Kyuhyun, aroma tubuh Kyuhyun begitu melekat pada amplopnya.

Aku ingin bertanya padamu.
Boleh aku mencintaimu, Youngie?
Hubungi aku setelah kau menerima surat ini.
Dan, selamat atas 10 tahun persahabatan kita selama ini.
KYUHYUN – GaemGyu!

Aku terdiam. Kali ini, rasanya tubuhku benar-benar menjadi patung. Dengan cepat, kurogoh tasku dengan tangan bergetar. Kucari kontaknya, dan kuhubungi ia.
Yeobseo”
“YA!Ppaboya Cho Kyuhyun!”

END

Hallo, semuanya~^^
Ini adalah ff pertama di blog ini. Hancur?Atau ada kekurangan ataupun typo?
Jeongmal mianhaeyo kalau ada kesalahan.
Diharap suka dan tolong responsnya.
I like you, guys ^^


1 komentar: